Biografi Mustafa Lutfi al-Manfaluti: Menyelami Kehidupan dan Karya Sang Novelis Mesir Terkenal
Siapakah Mustafa Lutfi al-Manfaluti? Apa saja karyanya yang terkenal? Berikut ini uraian lengkapnya.
Mustafa Lutfi al-Manfaluti adalah seorang sastrawan dan penyair Mesir yang jenius dalam bidang penulisan dan sastra. Ia terkenal dengan gaya penulisannya yang murni dalam tulisan-tulisannya. Ia juga memiliki bakat puisi yang indah dan penuh kelembutan.
Al-Manfaluti banyak menerjemahkan dan mengadaptasi beberapa novel Prancis terkenal dengan gaya sastra yang unik dan formulasi bahasa Arab yang luar biasa. Meskipun ia tidak menguasai bahasa Prancis dengan baik, ia dibantu oleh teman-temannya yang menerjemahkan novel-novel tersebut untuknya. Kemudian, ia menyusun dan menyempurnakannya dalam bentuk sastra yang indah.
Al-Manfaluti telah memberikan kontribusi besar pada dunia literatur Arab modern. Dua bukunya, al-Naẓarāt dan al-‘Abarāt, dianggap sebagai salah satu karya paling fasih yang ditulis di era modern ini.
Biografi dan Latar Belakang Mustafa Lutfi al-Manfaluti
Nama lengkapnya adalah Muṣṭafā Luṭfī bin Muḥammad Luṭfī bin Muḥammad Ḥasan Luṭfī al-Manfalūṭī. Ia lahir pada Sabtu, 30 Desember 1876 M (1293 H), di Kota Manfalut yang terletak di tepi barat Sungai Nil, berada dalam wilayah Provinsi Asyut, Mesir.
Ayahnya, Muḥammad Luṭfī al-Manfalūṭī, merupakan orang Mesir, sedangkan ibunya adalah orang Turki. Keluarganya berasal dari Bani Hasyim yang masyhur dengan karakter saleh, bertakwa dan berilmu. Dalam dua abad terakhir, banyak anggota keluarganya yang menjadi hakim dan pemuka agama.
Riwayat Pendidikan Mustafa Lutfi al-Manfaluti
Al-Manfaluti mengikuti jejak leluhurnya dalam hal pendidikan. Ia belajar di kuttāb desa sebagaimana tradisi kala itu dan telah menghafal Al-Qur'an seluruhnya pada usia sembilan tahun. Kemudian, ayahnya mengirimnya ke Universitas Al-Azhar di Kairo di bawah asuhan teman-teman dari kampung halamannya.
Kuttāb adalah sejenis tempat belajar yang berfungsi sebagai tempat memberikan pelajaran menulis dan membaca bagi anak-anak.
Selama 10 tahun mengenyam pendidikan di Al-Azhar, ia mempelajari bahasa Arab, Al-Qur'an, hadis, sejarah, fikih, dan beberapa literatur terkait sastra Arab, terutama dari periode Abbasiyah.
Dalam tiga tahun terakhirnya di Al-Azhar, bakat sastra al-Manfaluti mulai menonjol. Ia mulai membaca buku-buku warisan budaya dan menggabungkan studinya di Al-Azhar dengan membaca puisi dari para penyair bermazhab Syam, seperti Abū Tammām, al-Buḥtūrī, al-Mutanabbī, dan al-Ṣarīf al-Raḍī, juga prosa dari penulis seperti ‘Abd al-Ḥamīd, Ibn al-Muqaffa’, Ibn Khaldūn, dan Ibn al-Aṡīr al-Jazarī, serta banyak membaca tulisan-tulisan Arab lainnya.
Pendidikan sastra yang serius dan berkualitas tinggi, juga bakat dan keinginannya yang kuat untuk menimba ilmu, menjadikan al-Manfaluti seorang pemuda yang peka dan berbudaya.
Di awal masa mudanya, ia bertemu dengan Syekh Muḥammad ‘Abduh, seorang ulama dan pemuka agama terkemuka pada masanya. Al-Manfaluti mengikuti kajiannya di Universitas Al-Azhar dan mendengarkan penjelasannya yang mendalam tentang ayat-ayat Al-Qur'an dan makna Islam, jauh dari fanatisme, takhayul, dan bid'ah.
Setelah gurunya wafat, al-Manfaluti kembali ke kampung halamannya dan menghabiskan dua tahun mempelajari buku-buku sastra kuno. Ia membaca karya Ibn al-Muqaffa’, al-Jāḥiẓ, al-Mutanabbī, Abū al-A’lā al-Ma’arrī, dan lain-lain. Ia kemudian mengembangkan gayanya sendiri yang didasarkan pada perasaan dan kepekaan jiwanya.
Al-Manfaluti menjadi salah satu sastrawan dan penyair Mesir paling tenar. Karyanya terkenal dengan gaya yang murni dan indah, serta fokus pada tema-tema moral dan sosial. Ia juga dikenal sebagai penerjemah dan pengadaptasi novel sastra Prancis yang ulung.
Profesi Mustafa Lutfi al-Manfaluti
Al-Manfaluti pernah bekerja di pemerintahan pada sejumlah posisi. Pada tahun 1909, dia diangkat sebagai editor bahasa Arab di Kementerian Pendidikan pada masa pemerintahan Saad Zaghlul Pasha, yang merupakan teman dekat sekaligus penggemarnya.
Setelah itu, dia pindah ke Kementerian Kehakiman, kemudian ke Majelis Legislatif, dan terakhir ke Kantor Sekretariat di Istana Kerajaan.
Gaya Bahasa Mustafa Lutfi Al-Manfaluti
Al-Manfaluti dikenal dengan beberapa ciri khas dalam gaya bahasanya, yaitu:
- Penggunaan kata-kata sifat yang berlebihan: Hal ini untuk memberikan kekuatan dan pengaruh pada kalimat.
- Perhatian terhadap keindahan kalimat: Al-Manfaluti sangat memperhatikan keindahan dan estetika bahasanya.
- Ketelitian dalam penyusunan kalimat: Ia memilih kata-kata dengan cermat dan menyusun kalimat dengan rapi.
- Penggunaan kalimat pendek: Al-Manfaluti lebih menyukai kalimat pendek yang jelas dan mudah dipahami.
- Penggunaan bahasa Arab yang murni: Ia menghindari penggunaan bahasa asing atau slang.
- Kesederhanaan dan keaslian: Al-Manfaluti tidak menyukai gaya bahasa yang rumit dan berbelit-belit.
- Kombinasi antara kebaruan dan tradisi: Ia mampu memadukan gaya bahasa tradisional dengan gaya bahasa modern.
- Kelembutan dan kekuatan: Al-Manfaluti mampu menyeimbangkan antara kelembutan dan kekuatan dalam bahasanya.
- Kesederhanaan dan kelancaran: Ia menulis dengan gaya bahasa yang mudah dipahami dan mengalir dengan lancar.
- Keindahan dan irama: Al-Manfaluti memperhatikan keindahan dan irama bahasanya.
- Penggunaan majas: Ia menggunakan majas dengan hati-hati untuk memperkuat efek kalimat.
- Penekanan pada emosi: Al-Manfaluti berusaha untuk membangkitkan emosi pembaca melalui bahasanya.
Karya-karya Monumental Mustafa Lutfi al-Manfaluti
Al-Manfaluti memiliki banyak karya sastra yang memicu perbedaan pendapat dan perdebatan. Karya-karyanya mulai dikenal publik melalui publikasi di beberapa majalah regional seperti al-Falāḥ, al-Hilāl, al-Jāmi’ah, al-‘Umdah, dan lain-lain. Kemudian, dia beralih ke surat kabar yang lebih besar, yaitu al-Mu'ayyad, dan menulis karya berjudul al-Naẓarāt yang kemudian dikompilasikan dalam sebuah buku dengan judul yang sama, terdiri dari tiga bagian.
Berikut ini karya-karya Mustafa Lutfi al-Manfaluti yang monumental:
Al-Naẓarāt (Views)
Buku karya al-Manfaluti ini ditulis sejak tahun 1907 M yang terdiri dari tiga jilid. Buku ini memuat kumpulan esai tentang berbagai topik, seperti:
- Sastra sosial: Esai-esai ini membahas tentang berbagai aspek sastra dan budaya, termasuk kritik sastra, sejarah sastra, dan budaya Islam.
- Politik: Esai-esai politik membahas tentang isu-isu politik kontemporer pada masa al-Manfaluti.
- Keislaman: Esai-esai tentang Islam membahas tentang berbagai aspek agama Islam, seperti sejarah Islam, filsafat Islam, dan tasawuf.
- Cerita pendek: Buku ini juga memuat kumpulan cerita pendek, baik yang ditulis oleh Al-Manfaluti sendiri maupun yang diterjemahkannya dari karya penulis lain.
Al-‘Abarāt (the Tears)
Buku ini dicetak pada tahun 1916 M yang berisi sembilan cerita pendek tragedi. Tiga di antaranya merupakan murni tulisannya sendiri, yaitu "Al-Ḥijāb", "Al-Yatīm", dan "Al-Hāwiyah". Lima cerita lainnya merupakan hasil terjemah, yaitu "Al-Syuhadā’", "Al-Żikrā", "Al-Jazā’", "Al-Ḍaḥiyyah", dan "Al-Intiqām".
Adapun satu cerita terakhir ia adaptasi dari cerita berjudul "Ṣurākh al-Qubūr" (the Cry of the Graves) karya Kahlil Gibran (secara transliterasi: Jubrān Khalīl Jubrān), yang kemudian ia tulis dengan gaya bahasanya yang khas dan diberi judul "Al-‘Iqāb".
Fī Sabīl al-Tāj (for the Sake of the Crown)
Novel ini diterjemahkan dan diadaptasi oleh al-Manfaluti dari bahasa Prancis. Bentuk asalnya adalah drama puisi tragedi karangan Francois Coppée (seorang sastrawan Prancis abad ke-19). Al-Manfaluti kemudian mendedikasikan novel ini kepada Saad Zaghlul pada tahun 1920.
Al-Faḍīlah (Virtue)
Al-Manfaluti menerjemahkan novel Paul et Virginie karya Bernardine de Saint-Pierre (sastrawan Prancis abad ke-19) dari bahasa Prancis ke bahasa Arab. Al-Manfaluti kemudian mengubah judulnya menjadi al-Faḍīlah.
Novel ini menceritakan kisah cinta suci antara Paul dan Virginie. Mereka berdua tumbuh besar bersama di pulau Mauritius dan saling jatuh cinta. Namun, cinta mereka diuji oleh berbagai rintangan, termasuk perbedaan kelas sosial dan tekanan sosial.
Paul dan Virginie berjuang untuk mempertahankan cinta mereka, tetapi pada akhirnya mereka harus dipisahkan. Novel ini diakhiri dengan kematian tragis Virginie, yang memilih untuk bunuh diri daripada menikah dengan pria lain.
Al-Faḍīlah merupakan salah satu karya sastra Arab yang paling populer. Novel ini sarat dengan nilai-nilai moral dan kemanusiaan, dan telah menyentuh hati banyak pembaca selama berabad-abad.
Al-Syā’ir (The Poet)
Novel al-Syā’ir (Sang Penyair) merupakan terjemahan dari novel Cyrano de Bergerac karya Edmond Rostand, seorang penulis Prancis. Novel ini menceritakan kisah Cyrano de Bergerac, seorang penyair dan petualang Prancis yang terkenal dengan hidungnya yang besar.
Novel ini diterbitkan dalam bahasa Arab pada tahun 1921. Novel ini telah menjadi salah satu karya sastra Arab yang paling populer dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
Majdūlīn (Magdalena)
Al-Manfaluti menerjemahkan novel Sous les Tilleuls karya Alphonse Karr (sastrawan Prancis) dari bahasa Prancis ke bahasa Arab. Al-Manfaluti kemudian mengubah judulnya menjadi "Majdūlīn" (Magdalena).
Muḥāḍarāt al-Manfalūṭī
Buku ini adalah kompilasi puisi dan prosa Arab pilihan yang menurutnya bagus pada masa itu dan masa lampau. Karya ini dikumpulkan oleh Manfaluti sendiri untuk para pelajar dan telah dicetak dalam satu volume saja dari pilihan-pilihan yang ada.
Akhir Hayat Mustafa Lutfi al-Manfaluti
Sekitar dua bulan sebelum wafatnya, Mustafa Lutfi al-Manfaluti mengalami kelumpuhan ringan dan lidahnya menjadi kaku selama beberapa hari. Namun, dia menyembunyikan penyakitnya dari teman-temannya dan tidak pergi ke dokter.
Tak lama kemudian, dia keracunan urine dan meninggal dunia pada pagi hari raya Iduladha, 10 Dzulhijjah 1342 H, bertepatan dengan tanggal 12 Juli 1924 M.
Referensi
Al-Jazeera. “Muṣṭafā Luṭfī Al-Manfalūṭī.” Diakses pada 12 Februari 2024.
“Muṣṭafā Luṭfī al-Manfalūṭī.” dalam Wikipedia: Ensiklopedia Bebas. Wikimedia Foundation. Diakses pada 12 Februari 2024.
Ditulis oleh: Tafkur Bahril Wahid
2 komentar